Rajawalibaruna.com I Aceh Utara
PT Gelombang Seismic Indonesia (GSI) yang  beroperasi melakukan survey pencarian sumber minyak dan gas atau seismic di wilayah kerja PT. Pema Global Energi ( sebuah perusahaan milik Pemerintah Aceh)  yang mengelola Block B peninggalan Mobil Oil Indonesia Inc. Diduga abaikan Kesehatan dan Keselamatan para karyawan dan Pekerja (K3)

Ironisnya, penanggungjawab perusahaan itu tutup mata seolah-olah tidak peduli atas resiko yang mungkin timbul terhadap buruh karyawannya dan meminta para pekerja untuk bungkam siapa saja yang tanya soal APD.

jumlah pekerja karyawan PT GSI yang beroperasi di lapangan Melakukan survey pencarian sumber minyak dan gas diperkirakan mencapai sekitar 1000 orang lebih,

Yang di juga menjadi pertanyaan menyangkut masalah bagaimana dengan jaminan kesehatan dan keselamatan karyawan kerja,
Akankah digunakan jasa BPJS atau asuransi lain atau tidak ada keduanya.

Zulkifli (40) salah seorang Karyawan PT GSI, yang sempat mengaku pada media ini, telah bekerja hampir satu bulan di bidang pencarian sumber minyak dan gas, yang sedang berjalan di beberapa Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, Seperti kecamatan Syamtalira Aron, Samudera dan Lhoksukon.

“Saat ini kami sedang bekerja merekam data di kecamatan Samudera bang, dan Kadaan cuaca sedang hujan, kami tidak di berikan alat pelindung, seperti jaket dan sarung tangan untuk keamanan kerja di lapangan, dan tidak hanya itu.” jelasnya Zulkifli

Banyak persoalan yang kami hadapi dengan masyarakat, Ketika kami pasang kabel untuk merekam data, kadang-kadang masyarakat minta ganti rugi sama kami, jika terdapat yang tanaman padinya terkena dampak tari pekerjaan survey pencarian sumber minyak dan gas ini.

Dikarenakan Banyak persoalan yang belum terselesaikan dengan Masyarakat, Oleh Tim yang bekerja sebelum kami, sehingga kami yang bekerja sebagai perekam data ini, yang terkena imbasnya, kemaren ada anggota yang sempat di tempar oleh pemilik lahan.

Menurut isu Yang berkembang, lahan masyarakat yang menjadi dampak dari kerja survey pencarian sumber minyak dan gas ini, akan di bayar oleh Pihak Perusahaan PT PGE dan PT GSI, Namun sampai kami di kerahkan untuk kerja belum juga terselesaikan, sehingga kami yang jadi sasarannya oleh masyarakat.” ujar Zulkifli

“Sementara itu. Pihak PT GSI yang diminta Konfirmasi oleh media ini, terkait Hal itu, Humas PT GSI Irawadi Mengatakan, Setiap pekerja Karyawan PT GSI sudah dilengkapi dengan APD yang dibagikan setelah mereka resmi diterima bekerja pada PT GSI.

Disampaikan Tambahnya, pihak Perusahaan berpesan agar APD selalu dipakai saat bekerja dan dijaga. Apabila rusak APD dibawa pulang dan ditunjukkan untuk mendapat ganti yang baru, Jika hilang karena teledor akan diganti juga, namun biayanya dipotong dari gaji.” jelasnya

ia juga menambahkan, Terdapat puluhan tenaga medik yang ikut mendampingi pekerja di lapangan, kami juga menyiapkan klinik, dokter dan ambulan.

Dan Kami juga telah melakukan kerjasama dengan semua puskesmas yang masuk dalam area survei kami apabila ada kasus emergency dan kami juga telah ada kerjasama dengan Rumah Sakit apabila diperlukan penanganan lebih lanjut. Semua biaya ditanggung perusahaan.

Semua pekerja telah diberikan training cara bekerja secara aman, training ini akan terus dilakukan sampai proyek selesai. Setiap hari semua kru wajib mengikuti toolbox meeting sebelum berangkat kerja. Dalam toolbox ini selalu diingatkan tentang keselamatan kerja dan potensi yang berbahaya di lapangan.

Terkait dengan adanya isu benturan di lapangan, Irawadi mengatakan, Tidak ada benturan di lapangan, hanya saja miss informasi saja, saat sosialisasi sudah disampaikan. Lahan yang terdampak dan ada kerusakan akan kita bayarkan kompensasi di akhir setelah semua tahapan kegiatan kita selesai. Agar tidak terjadi double pembayaran untuk lahan dan lokasi yang sama.”Tutupnya

penulis : (Mr Padang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *